BAB II
PEMBAHASAN
Secara garis besar
penggolongan bahasa dapat di kolompokkan menjadi 3 macam yaitu:
1) Berdasarkan Genealogi:
Penggolongan bahasa
berdasarkan Genealogi yaitu pembagian yang didasarkan atas asal-usul dan
sejarah perkembangan yang sama.
Pembagian Geneaologi ini maksudnya
didasarkan pada garis keturunan dengan asumsi bahwa bahasa yang bermacam-macam
di dunia ini berasal dari satu induk bahasa, meskipun pada kenyataannya ada
bahasa-bahasa tertentu yang tidak dapat ditelusuri berdasarkan karakteristik
keturunan atau disebut kelompok independen.
Penggolongan
bahasa-bahasa berdasarkan Genealogi ini bertolak dari anggapan bahwa tiap
bahasa purba dalam sejarah pertumbuhannya dapat pecah menjadi dua bahasa atau
lebih, sedang bahasa-bahasa yang baru tersebut dalam perkembangannya dapat pula
dipecah lagi menjadi dua bahasa atau lebih, dan seterusnya. Dengan demikian kita dapat meneliti secara
cermat sejarah tiap bahasa, dengan mencari kembali asal-usulnya di jaman
lampau.
Setiap
kelompok bahasa yang menunjukkan adanya garis kesamaan asal-usul tersebut
disebut rumpun . Setiap rumpun dapat dibagi lagi atas sub-rumpun, dan
tiap sub-rumpun dapat dibagi seterusnya, akhirnya kita sampai kepada bahasa dan
dialek-dialek .
Untuk
menentukan tempat dan kedudukan bahasa Indonesia di tengah-tengah bahasa-bahasa
dunia, maka perlu kita ketahui adanya bermacam-macam rumpun bahasa. Berdasarkan
penggolongan genealogis, kita mengenal adanya bermacam-macam rumpun bahasa
sebagai berikut:
- Rumpun Indo-Eropa, yang terdiri dari sub-rumpun: bahasa-bahasa Jerman, Celtic, Baltik, Slavia , Albania , Roman, Yunani , Armenia , Indo-Iran.
- Rumpun Semito-Hamit, yang terdiri dari bahasa-bahasa Semit dan Hamit.
- Rumpun Finno-Ugria.
- Rumpun Ural-Altai.
- Rumpun Sino-Tibet.
- Rumpun Austria , yang terdiri dari Austro-Asia dan Austronesia .
- Bahasa-bahasa lain di Asia dan Oceania yang tidak termasuk salah satu rumpun di atas, misalnya: bahasa-bahasa Irian, Dravida, bahasa Australia dan Andaman.
- Rumpun bahasa Bantu.
- Rumpun bahasa-bahasa Sudan .
- Bahasa-bahasa Khoisan: bahasa-bahasa bangsa kerdil di Afrika.
- Bahasa-bahasa Amerika Utara antara lain: Algonkin, Irokes, Penutia, Sioux, Uto-Aztek, Athabascan, dan lain-lain.
- Bahasa-bahasa Amerika Tengah: Maya, Otomi, Mixe-Zoke.
- Bahasa-bahasa Amerika Selatan: Arawak, Karibi, Tupi-Guarani, dan lain-lain.
2) Berdasarkan
Tipologi
Penggolongan bahasa
berdasarkan Tipologi yaitu pembagian yang didasarkan atas tipe-tipe atau
kesamaan dalam segi tertentu. Karena dasar kesamaan ini bermacam-macam, ada yang
berdasarkan segi bentuknya, ada yang berdasarkan artinya, maka belum ada
kesepakatan.
Yang paling penting dalam
penggolongan ini adalah pembagian berdasarkan bentuk bahasa atau morfologi.
Berdasarkan morfologi bahasa-bahasa di dunia dapat dibagi atas: Bahasa Isolatif
(e.g. bahasa Cina), Bahasa Aglutinatif (e.g. bahasa Indonesia) dan Bahasa
Fleksi (e.g. bahasa Latin dan Sansekerta).
Tipologi dalam linguistik adalah
kajian dan klasifikasi bahasa menurut
ciri strukturalnya (fonologis, gramatikal, atau leksikal). Tujuannya
adalah untuk menjelaskan keberagaman struktur bahasa-bahasa di dunia. Tipologi terdir dari
tiga subdisiplin, yaitu:
2) tipologi kuantitatif yang mengkaji penyebaran pola stuktural pada bahasa-bahasa di dunia,
serta
3) tipologi teoritis, yang menjelaskan
distribusi tersebut.
Tipologi
adalah ilmu yang mempelajari kesamaan sintaksis dan morfologi bahasa-bahasa
tanpa mempertimbangkan sejarah bahasa. Tipologi juga bisa diartikan sebagai
pembicaraan dan pembahasan perihal tipe bahasa, yaitu corak khusus suatu
bahasa.
Tipologi
bahasa adalah cabang linguistik yang meneliti corak atau tipe kesemua bahasa
yang ada di dunia. Bahasa yang coraknya sama atau setidak-tidaknya mirip
dikelompokkan menjadi satu golongan atau dalam satu kelas yang sama,
digolongkan sebagai satu tipe.
Bermacam-macamnya
bahasa yang ada di dunia ini masih dapat dicari kesamaannya sehingga dihasilkan
klasifikasi atau pengelompokan bahasa. Pengklasifikasian bahasa dilakukan,
untuk memudahkan kerja analisis dan memahami kepada kelompok mana suatu bahasa
digolongkan sebagai bahasa-bahasa yang bertipe sama.
Tipologi Struktural
Tipologi struktural adalah pengelompokan bahasa berdasarkan karakteristik dan
ciri-ciri struktur bahasa. Berdasarkan tipologi struktural dikenal tipe-tipe
bahasa sebagai berikut.
a. Tipe
Bahasa Aglutinatif
Tipe aglutinatif,
yaitu tipe bahasa yang hubungan gramatikalnya dan struktur katanya dinyatakan
dengan kombinasi unsur-unsur bahasa secara bebas. Dalam tipe ini, pembentukan
kata dapat dilakukan dengan afiksasi (pembentukan kata melalui pengimbuhan),
komposisi (pembentukan kata melalui pemajemukan), dan reduplikasi (pembentukan
kata melalui pengulangan).
Bahasa-bahasa
yang tergolong tipe ini, antara lain: bahasa Jawa, bahasa Melayu, bahasa
Gorontalo, bahasa Sunda, bahasa Dayak, bahasa Makasar, bahasa Malagasi, bahasa
Tapalog, dan bahasa-bahasa Austronesia pada umumnya.
b. Tipe
Bahasa Fleksi (Infleksi)
Tipe bahasa
fleksi, yaitu tipe bahasa yang hubungan gramatikalnya tidak dinyatakan dengan
urutan kata, tetapi dinyatakan dengan infleksi. Bahasa yang bertipe fleksi
struktur katanya terbentuk oleh perubahan bentuk kata.
Ada dua
macam perubahan bentuk kata dalam bahasa tipe ini, yaitu dengan deklinasi dan
konjugasi.
1)Deklinasi
adalah perubahan bentuk kata yang disebabkan oleh jenis, jumlah, dan kasus.
2)Konjugasi adalah perubahan bentuk
kata yang disebabkan oleh perubahan persona, jumlah, dan kala.
Bahasa-bahasa
yang secara murni bertipe fleksi adalah bahasa Arab, Sanskerta, dan bahasa
Latin.
Ada 2
macam fleksi :
• Fleksi deklinasi, yaitu
fleksi mengenai kata benda
Contoh : foot >>feet,
mouse>>mice, tooth>>teeth
• Fleksi konjungsi, yaitu
fleksi mengenai kata kerja
Contoh : go went gone, eat ate eaten
c. Tipe Bahasa Flekso-aglutinatif
Tipe ini
merupakan perpaduan tipe bahasa fleksi dan tipe bahasa aglutinatif. Bahasa tipe
ini sebagian struktur morfologisnya mengikuti corak tipe bahasa fleksi dan
sebagian lagi mengikuti tipe bahasa aglutinatif. Bahasa Inggris menjadi salah
satu contoh bahasa yang memiliki tipe fleksoaglutinatif.
d. Tipe
Bahasa Isolatif
Tipe bahasa
isolatif, yaitu tipe bahasa yang dalam menyatakan hubungan gramatikalnya
dinyatakan dan bergantung pada urutan kata, sedangkan bentuk katanya tidak
mengalami perubahan bentuk kata secara morfologis melainkan perubahan yang ada
hanya karena perbedaan nada. Tipe bahasa ini disebut juga bahasa Tonis.
Bahasa-bahasa
yang tergolong tipe ini, antara lain: bahasa Thai, bahasa Vietnam, dan
kelompok bahasa Cina, seperti Mandarin, Shanghai, Ningpo, Kantong, dan
sebagainya.
e.
Tipe Bahasa Polisintesis
Tipe bahasa
polisintesis ialah tipe bahasa yang untuk menyatakan hubungan gramatikalnya
dinyatakan dengan cara melekatkan beberapa morfem yang diimbuhkan secara
berturut-turut kepada bentuk dasarnya. Secara morfologis, bahasa tipe ini lebih
kompleks dari tipe aglutinatif. Misalnya, dalam bahasa Indonesia, memper-kan
dalam mempersatukan, diper-i dalam dipersenjatai.
f.
Tipe Bahasa Akusatif
Tipe bahasa
akusatif ialah tipe bahasa yang mempunyai penanda eksplisit untuk menyatakan
objek langsung; misalnya dalam bahasa Inggris ‘they killed him’, kata him
adalah bentuk akusatif dari kata he.
g.
Tipe Bahasa Inkoperatif
Tipe bahasa
inkoperatif ialah tipe bahasa yang dalam menyatakan hubungan gramatikal dan
struktur katanya dengan cara menderetkan morfem-morfem terikat menjadi kata
tunggal, misalnya dalam bahasa eskimo.
h.
Tipe Bahasa Vokalis
Tipe bahasa
vokalis, yaitu tipe bahasa yang dalam fonotaktiknya mengharuskan kata-katanya
berakhir dengan vokal; misalnya bahasa Jepang.
3)
Berdasarkan Daerah
Penggolongan
bahasa berdasarkan Daerah yaitu berdasarkan pengaruh timbal-balik antara suatu
bahasa dengan bahasa yang lain. Setiap bahasa yang berdekatan geografinya
dianggap memiliki pengaruh timbal-balik antara mereka. Tetapi jika demikian,
maka berarti semua bahasa akhirnya dijadikan satu keluarga bahasa, karena
bagaimanapun juga, terutama dalam teknologi komunikasi modern saat ini, semua
bahasa pernah mengambil unsur-unsur dari bahasa lain, betapapun minimnya.
Contoh, pengelompokan bahasa Indonesia secara geografis/daerah yang dilakukan
oleh Esser pada tahun 1938 (dalam Soeparno, 2002):
(1) Kelompok
Sumatera
(2) Kelompok Jawa
(3) Kelompok Dayak Kalimantan
(4) Kelompok Bali-Sasak
(5) Kelompok Sulawesi Utara
(6) Kelompok Gorontalo
(7) Kelompok Tomini
(8) Kelompok Toraja
(9) Kelompok Lainang-Banggai
(10) Kelompok Bungku-Laki
(11) Kelompok Sulawesi Selatan
(12) Kelompok Muna Butung
(13) Kelompok Bima-Sumba
(14) Kelompok Ambon-Timor
(15) Kelompok Sula-Bacan
(16) Kelompok Halmahera Selatan dan Irian
(17) Kelompok Melanesia.
(2) Kelompok Jawa
(3) Kelompok Dayak Kalimantan
(4) Kelompok Bali-Sasak
(5) Kelompok Sulawesi Utara
(6) Kelompok Gorontalo
(7) Kelompok Tomini
(8) Kelompok Toraja
(9) Kelompok Lainang-Banggai
(10) Kelompok Bungku-Laki
(11) Kelompok Sulawesi Selatan
(12) Kelompok Muna Butung
(13) Kelompok Bima-Sumba
(14) Kelompok Ambon-Timor
(15) Kelompok Sula-Bacan
(16) Kelompok Halmahera Selatan dan Irian
(17) Kelompok Melanesia.
DAFTAR
PUSTAKA
Alwi, Hasan
dkk. 1990. Tata Baru Bahasa Indonesia.
Jakarta : Balai Pustaka
Ambary,
Abdullah. Intisari Tata Bahasa
Indonesia. Bandung: Djatnika. 1986.
http://xordinaryday.blogspot.com/2010/12/tugas-iii-bahasa-indonesia-penggolongan.html
Tambahan. Bahasa Aglutinatif lainnya terdapat dalam rumpun Bahasa Turkic (hempir semua). Contoh aglutinatif terpanjang dalam Bahasa Turki (bukan Turkic) :
BalasHapus"Muvaffakiyetsizlestiricilestiriveremeyebileceklerimizdenmissinizcesineyken"
Terimakasih, saya jadi mengetahui nya.
BalasHapus